Rapat Monitoring & Evaluasi LTG: Kajian Usaha Multisektor Termasuk Rumput Laut
Luwu Timur, sebagai daerah pesisir di Sulawesi Selatan, memiliki banyak potensi kelautan. Namun, selama ini sektor kelautan dan maritim belum maksimal diberdayakan. LTG sebagai BUMD dituntut untuk mengeksplorasi usaha-usaha baru di luar pertambangan agar bisa menambah kontribusi ke PAD serta menyediakan lapangan kerja.


Pada Selasa, 3 Juni 2025, PT Luwu Timur Gemilang mengadakan Rapat Monitoring dan Evaluasi (Monev) di Ruang Rapat Pimpinan Setda Luwu Timur. Rapat ini dipimpin oleh Asisten Perekonomian dan Pembangunan, Masdin. Hadir juga Kepala Bapelitbangda, Plt Kepala Dinas Lingkungan Hidup, perwakilan Bagian Ekbang, serta jajaran Direksi dan Komisaris LTG.
Adapun isi pembahasannya antara lain:
• Progres usaha pertambangan (core business LTG) dievaluasi dalam hal realisasi produksi, operasional, dan profitabilitas.
• Potensi usaha di sektor pertanian, khususnya budidaya rumput laut, dibahas sebagai calon lini bisnis baru yang memiliki prospek besar.
• Keterpaduan visi antara LTG dan Pemerintah Kab. Luwu Timur dalam menjalankan usaha yang sehat, inovatif, dan kompetitif.
Masdin, Asisten Perekonomian dan Pembangunan: “Rapat monitoring dan evaluasi ini bukan sekadar rutinitas, tetapi bagian penting untuk memastikan keberlanjutan usaha yang mampu memberi kontribusi nyata terhadap pendapatan asli daerah (PAD).”
Ikal AS, Direktur Utama LTG: “Potensi laut Luwu Timur cukup besar dan belum tergarap optimal. Kami sedang melakukan kajian serius agar sektor ini bisa menjadi lini bisnis baru yang menjanjikan dan berdampak pada peningkatan PAD.”
Sektor usaha yang dibahas selain tambang juga membahas mengenai pertanian, kelautan (rumput laut).
Dengan diversifikasi usaha, diharapkan risiko usaha menjadi lebih kecil jika satu sektor mengalami tekanan (misalnya harga komoditas anjlok).
Tantangannya: ketersediaan SDM yang kompeten di sektor baru, modal awal, akses pasar, serta regulasi dan izin usaha di sektor kelautan & budidaya laut.